Disbunak Paser Mendampingi TIM IESR (Intitute For Essential Services Reform) pada Kelompok Tani Gawi Bersama Desa Saing Prupuk Kec. Batu Engau

Disbunak Paser Mendampingi TIM IESR (Intitute For Essential Services Reform) pada Kelompok Tani Gawi Bersama Desa Saing Prupuk Kec. Batu Engau

Kelompok tani Gawi Bersama Desa Saing Prupuk Kec. Batu Engau merupakan  salah satu kelompok tani yang mengembangkan ternak sapi potong  melalui pola pemeliharaan ekstensif dan intensif. Budidaya peternakan sapi potong yang di jalankan kelompok tani Gawi Bersama  mempunyai peran strategis dalam pembangunan khususnya penyediaan pangan asal hewan, oleh karena itu upaya terus dilakukan untuk meningkatkan produksi peternakan maupun peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada kelompok tani Gawi Bersama. Kemudian pembangunan sub sektor peternakan secara sistem yang melibatkan sistem hulu,  hilir dan kelembagaan yang memadai tutur Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Djoko Bawono yang ikut mendapangi tim IESR.

Institute For Essential Service Reform (IESR) adalah think-tank di bidang energy dan lingkungan. IESR mendorong transformasi menuju sistem energy berkelanjutan dengan melakukan advokasi kebijakan publik yang bertumpu pada kajian berbasis data dan saintifik, melakukan asistensi dan pengembangan kapasitas, serta membangun kemitraan strategis dengan aktor-aktor non-pemerintah. Visi IESR adalah membangun dunia yang lebih baik , lebih berkelanjutan, berorientasi rendah karbon, dan mampu menyediakan energy yang bersih dan berkelanjutan untuk generasi mendatang, sedangkan Misi IESR adalah mendorong percepatan transisi energy Indonesia menuju sistem energy yang adil, bersih, dan rendah karbon.

Salah satu yang diminati Tim IESR pada saat kunjungan kelapangan adalah pengembangan ternak sapi potong yang di jalankan oleh kelompok tani Gawi Bersama baik dipelihara secara ekstensif maupun pemeliharaan intensif diamana penumpukan kotoran ternak sapi akan mengalami pembusukan sehingga dapat menghasilkan gas methan (CH4)  dan berpengaruh terhadap terjadinya Global Warming. Tim IESR merekomendasikan pengelolaan kotoran sapi menjadi Bio Gas yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan memasak dan kebutuhan penerangan, kemudian kotoran ternak sapi dapat di jadikan pupuk kompos karena mengandung beberapa unsur hara, antara lain nitrogen 0,33%, fosfor 0,11%, kalium 0,13%, serta kalsium 0,26%. Pupuk kompos merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami dari pada bahan pembenah buatan/sintetis.

Ketua kelompok tani Gawi Bersama Jumarang menyambut baik atas kunjungan tim IESR yang didampingi Dinas Perkebunan dan Peternakan tentang manfaat maupun dampak terhadap lingkungan kotoran sapi. Kemudian kelompok tani menginginkan adanya tindak lanjut atau pembinaaan dari tim IESR maupun Dinas Perkebunan dan Peternakan Kab. Paser terkait penanganan maupun pengelolaan kotoran sapi yang bermanfaat.

Related Posts

Leave a Comment