Pencegahan penyakit ASF pada babi
- Admin Disbunak Paser
- 14 June 2021
- 83019 Views
Pencegahan penyakit ASF pada babi
ASF (African Swine Fever) atau demam babi Afrika sudah menyebar di berbagai belahan dunia, termasuk Eropa dan Asia . Di Indonesia penyebaran ASF meluas di beberapa propinsi, terbaru adalah ditemukannya ASF di peternakan babi rakyat pada bulan Mei 2021 di Kabupaten Berau Kaltim berdasarkan hasil uji laboratorium BVET Banjar Baru.
“kondisi ini tentu harus menjadi perhatian karena lalu lintas ternak antar kabupaten di wilayah Kaltim cukup padat, jangan sampai ASF masuk ke wilayah Kabupaten Paser ," ujar Al Habib, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser. Oleh karenanya penting dilakukan upaya pencegahan penyakit ASF.
Dalam upaya mencegah penularan penyakit ASF dari tertular , maka Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Paser bersama petugas Puskeswan di daerah kantong ternak babi meningkatkan kewaspadaan dini ( early warning system) melalui pengawasan lalu lintas ternak di perbatasan serta monitoring dan penyampaian komunikasi informasi dan edukasi (KIE) di sentra peternakan babi rakyat di beberapa kecamatan. Populasi ternak babi di Kabupaten Paser diperkirakan berjumlah 971 ekor. Profile usaha peternakan didominasi oleh Back Yard Farm dan hanya terdapat satu peternakan skala usaha yaitu di Desa Batu kajang Kecamatan Batu Sopang.
Habib menjelaskan lebih lanjut faktor resiko penyebaran penyakit dan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit ASF. Penyakit ini disebabkan oleh virus sampai saat ini belum ditemukan obat dan vaksin yang bisa menangkal penyakit tersebut. Faktor resiko penyakit adalah sweel feeding berupa pakan dari sisa catering/ hotel dan makanan dari kapal asing yang mengandung virus serta keberadaan babi liar yang terifeksi virus ASF Kematian yang ditimbulkan penyakit ASF, akibat virus yang virulensi menengah berkisar 30-70% populasi, bahkan mencapai 100% pada virus yang virulensinya tinggi. Dampak lainnya adalah hilangnya mata pencaharian peternak babi. Selain kerugian ekonomi, terdapat biaya program pengendalian penyakit ASF yang sangat tinggi yang harus dikeluarkan daerah.. Di antaranya untuk pengendalian lalu lintas, pengendalian vektor, biosekuriti, pemantauan dan surveilans, serta sosialisasi.
Oleh karena kami menghimbau kepada peternak babi yang ada di Kabupaten Paser agar peduli kesehatan ternak . Langkah-langkah pencegahan di usaha peternakan berupa menjaga sanitasi dan higienis kandang dan peralatan, lakukan desinfeksi kadang secara berkala, tingkatkan biosekuriti serta memberi pakan yang sudah dimasak terutama pakan dari sisa catering/hotel/kapal.